Partai Keadilan Sejahtera (PK-Sejahtera) merupakan pelanjut perjuangan Partai Keadilan (PK) yang dalam pemilu 1999 lalu meraih 1,4 juta suara (7 kursi DPR, 26 kursi DPRD Propinsi dan 163 kursi DPRD Kota/Kabupaten).
PK-Sejahtera percaya bahwa jawaban untuk melahirkan Indonesia yang lebih baik di masa depan adalah dengan mempersiapkan kader-kader yang berkualitas baik secara moral, intelektual, dan profesional. Karena itu, PK-Sejahtera sangat peduli dengan perbaikan-perbaikan ke arah terwujudnya Indonesia yang adil dan sejahtera.
Kepedulian inilah yang menapaki setiap jejak langkah dan aktivitas partai. Dari sebuah entitas yang belum dikenal sama sekali dalam jagat perpolitikan Indonesia hingga dikenal dan eksis sampai saat ini. Sebagai partai yang menduduki peringkat 7 dalam pemilu 1999 lalu, PK (kini PK-Sejahtera) bertekad untuk meningkatkan daya pengaruhnya dalam pemilu 2004 mendatang.
Untuk mengetahui sekilas sejarah PK-Sejahtera, kami paparkan secara singkat di bawah ini:
Tahun
1998
|
|
20 Juli 1998
|
Partai Keadilan (PK) didirikan di
Jakarta. Hal tersebut dinyatakan dalam konferensi pers di Aula Masjid Al
Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta.
|
9 Agustus 1998
|
Deklarasi PK di lapangan Masjid Al
Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, dihadiri oleh 50.000 massa.
|
19 September 1998
|
PK menolak pemberlakuan asas tunggal
dalam kehidupan berorganisasi. Hal itu dinyatakan Presiden PK Dr Ir
Nurmahmudi Isma’il dalam pidato politik peresmian DPW PK DIY.
|
3-6 Desember 1998
|
Musyawarah Kerja Nasional I digelar di
Kampung Wisata Insan Krida (KWIK), Parung, Bogor, dan ditutup di hotel
Cempaka, Jakarta setelah sebelumnya melakukan konvoi kendaraan dari
Bogor-Jakarta.
|
Tahun
1999
|
|
19 Februari 1999
|
KH Didien Hafidhudin ditetapkan
sebagai Calon Presiden RI dari Partai Keadilan.
|
30 Mei 1999
|
Delapan partai politik berasaskan
Islam menyatakan bersatu dan menyepakati penggabungan sisa suara (stembus
accord) hasil Pemilu 1999. Ke delapan partai itu adalah PPP, Partai Keadilan, Partai Kebangkitan Ummat, Partai Ummat Islam,
PPII Masyumi. PNU. PBB. dan PSII 1905.
|
3 Juni 1999
|
Ribuan kader dan simpatisan Partai
Keadilan memenuhi janji mereka untuk “memutihkan” Ibukota serta berkumpul di
Bundaran HI menandai berakhirnya kampanye partai tersebut di Jakarta.
|
2 Agustus 1999
|
Partai Keadilan (PK) menandatangani
hasil penghitungan suara pemilu dengan catatan pemilu relatif luber dan tidak
jujur dan adil (jurdil). Keputusan ini diambil PK dengan pertimbangan adanya
reaksi positip berupa pengakuan dari panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) bahwa
Pemilu 1999 yang baru lalu masih jauh dari jurdil. Penandatanganan hasil
pemilu dilakukan di kantor KPU, Senin sore (2/8).
|
20 Oktober 1999
|
PK menerima tawaran kursi kementerian
Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman
Wahid.
|
21 Oktober 1999
|
PK menunjuk Dr Ir Nurmahmudi Isma’il
MSc sebagai calon menteri yang diajukan karena memiliki kapasitas,
kapabilitas dan akseptabilitas.
|
Tahun
2000
|
|
16 April 2000
|
Dr Ir Nurmahmudi Isma’il mengundurkan
diri dari jabatan Presiden Partai dan selanjutnya akan berkonsentrasi di
kementerian Kehutanan dan Perkebunan.
|
18-21 Mei 2000
|
PK menggelar Musyawarah Nasional I di
hotel Bumiwiyata, Depok.
|
21 Mei 2000
|
Dr Hidayat Nurwahid, MA terpilih
sebagai Presiden kedua Partai Keadilan menggantikan Dr. Ir. Nurmahmudi
Isma’il dalam Musyawarah Nasional I PK di hotel Bumiwiyata, Depok.
|
3 Agustus 2000
|
Delapan partai Islam (PPP, PBB, PK,
Masyumi, PKU, PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara Sarasehan dan Silaturahim
Partai-partai Islam di masjid Al Azhar dan meminta Piagam Jakarta masuk dalam
Amandemen UUD 1945.
|
12 Oktober 2000
|
DPP Partai Keadilan (PK) menemui Wakil
Ketua DPR Ri Soetardjo Soerjogoeritno di gedung DPR RI dan meminta delegasi
IPU DPR RI untuk mengusahakan resolusi yang di dalamnya tidak hanya mengecam
keras Israel, tapi sekaligus mengeluarkan Israel dari keanggotaan IPU.
|
13 Oktober 2000
|
Puluhan ribu massa Partai Keadilan
(PK) yang berunjuk rasa di halaman Gedung DPR. Di bawah tangga gedung
paripurna DPR aktivis PK membakar bendera Israel. PK meminta agar RI
konsisten dengan sikap menyesalkan, menolak dan mengecam Israel menyusul
penyerangan ke Palestina.
|
9 November 2000
|
Partai Keadilan menggelar acara Gelar
Sambut Ramadhan. Masyarakat dan pemimpin bangsa diingatkan untuk menjaga
kesucian bulan Ramadhan. Ribuan massa Partai Keadilan (PK) dari Jakarta,
Bogor, Tangerang, dan Bekasi menghadiri acara Gelar Sambut Ramadhan. Tablik
akbar ini diselenggarakan di Bumi Perkemahan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan, Ahad (19/11) pagi.
|
Tahun
2001
|
|
20 Januari 2001
|
PK menggelar Silaturahim dan Halal
Bihalal di Silang Monas, Jakarta. Dalam orasinya Presiden PK Hidayat Nur
Wahid menyatakan PK berlepas diri dari segala efek negatif pola dan produk
kepemimpinan kontroversial kontraproduktif yang dilakukan Presiden Abdurrahman
Wahid.
|
2 Maret 2001
|
DPP PK mengadakan bakti sosial di
propinsi Banten yang terkena musibah banjir dan tanah longsor.
|
8 Oktober 2001
|
Lebih dari 150 anggota legislatif dari
Partai Keadilan (PK) dari seluruh Indonesia, Senin (8/10) mendatangi Kedubes
Amerika Serikat di Jalan Merdeka Barat dan bergabung dengan massa yang sudah
lebih dulu melakukan aksi menentang terorisme AS.
|
19 Oktober 2001
|
PK gelar demo besar menentang agresi
militer AS ke Afghanistan. Aksi besar ini diikuti 40.000 orang dan mendapat
pujian dari berbagai pihak karena berlangsung damai dan tertib. Dalam aksi
itu dibentuk Komite Indonesia untuk Solidaritas Afghanistan (KISA) yang
diketuai oleh Dr Salim Segaf Al Djufri.
|
Tahun
2002
|
|
7 April 2002
|
PK gelar aksi keadilan untuk Palestina
menentang aksi terorisme Israel atas bangsa Palestina di Silang Monas,
Jakarta. PK juga membentuk Komite Keadilan untuk Pembebasan Al Aqsha (KKPA)
yang diketuai oleh Dr Ahzami Zami’un Jazuli.
|
25 Mei 2002
|
PK gelar acara Gerak Jalan Keluarga
(GJK) menyambut Maulid Nabi 1423 H dari Silang Monas – MH Thamrin – Bundaran
HI – Silang Monas.
|
8 Juni 2002
|
15 pimpinan parpol yang tidak memenuhi
ketentuan electoral threshold dua persen
berdasar Undang-Undang (UU) Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 sepakat menandatangani
dokumen bersama di Hotel Sahid, Jakarta, untuk menolak pemberlakuan ketentuan
tersebut. Mereka juga menuntut agar semua parpol peserta Pemilu 1999
diikutkan lagi dalam Pemilu 2004 walaupun ada parpol yang sama sekali tidak
mempunyai perolehan kursi di DPR/DPRD. Partai yang terlibat pada pertemuan
yang diprakarsai Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), yaitu Partai Keadilan
(PK), Partai Demokrasi Kasih Bangsa, Partai Nahdlatul Umat, Partai Demokrasi
Indonesia, Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia, Partai Katolik Demokrat,
Partai Daulat Rakyat, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai
Persatuan, Partai Syarekat Islam Indonesia, Partai Nasional Indonesia Massa
Marhaen, Partai Nasional Indonesia Front Marhaenis, Partai Politik Islam
Indonesia Masyumi, dan Partai Kebangkitan Umat.
|
Tahun
2003
|
|
9 Februari 2003
|
Ratusan ribu massa PK berunjuk rasa
menolak serangan AS ke Irak di sepanjang Jl. MH Thamrin hingga kedubes AS.
|
20 Maret 2003
|
Sekali lagi, PK bersama PKS menggelar
aksi damai menentang serangan AS ke Irak di sepanjang Jl. MH Thamrin hingga
kedubes AS. Aksi diikuti oleh 30.000 massa.
|
30 Maret 2003
|
PKS bersama Komite Indonesia untuk
Solidaritas Rakyat Irak (KISRA) serta seluruh elemen masyarakat menggelar
aksi ‘Sejuta Umat’ dari Bunderan HI hingga kedubes AS, Jakarta. Aksi ini
merupakan aksi terbesar sepanjang massa dan mampu mengusik para pemimpin dunia.
|
17 April 2003
|
Musyawarah Majelis Syuro XIII Partai
Keadilan yang berlangsung di Wisma Haji Jawa Barat, Bekasi, merekomendasikan
PK untuk bergabung dengan PKS.
|
20 April 2003
|
Deklarasi DPP PKS di Silang Monas,
Jakarta, yang dihadiri oleh 40.000 massa.
|
26 Mei 2003
|
PK dan PKS mendeklarasikan Crisis
Centre untuk Rakyat Aceh (CCRA) di halaman Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran
Baru, Jakarta. CCRA dimaksudkan untuk membantu rakyat Aceh yang tengah
dilanda konflik berkepanjangan.
|
4 Juni 2003
|
DPP PKS dinyatakan lulus verifikasi
oleh Depkehham. Verifikasi dilakukan di kantor sekretariat Jl. Mampang
Prapatan VIII No. R-2, Jakarta.
|
5 Juni 2003
|
PK selenggarakan acara ‘Silaturahim
Nasional Anggota Legislatif Partai Keadilan’ di Wisma DPR, Cikupa, Cisarua,
Bogor, yang diikuti oleh 180 anggota dewan dari seluruh Indonesia.
|
8 Juni 2003
|
PKS gelar ‘Dzikir dan Doa untuk Rakyat
Aceh’ di halaman Masjid Agung Al Azhar, Jl. Pattimura, Kebayoran Baru,
Jakarta, diikuti oleh ribuan massa.
|
10 Juni 2003
|
PK bersama PKS melakukan aksi
demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR Jl. Gatot Subroto, Jakarta, untuk
mendukung disahkannya RUU Sisdiknas oleh DPR RI.
|
2 Juli 2003
|
Partai Keadilan Sejahtera (PK
Sejahtera) telah menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Kehakiman
dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi)
dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota). Ini berarti PK
Sejahtera telah melengkapi 100% persyaratan verifikasi Depkehham.
|
3 Juli 2003
|
PK bergabung dengan PKS yang dilakukan
di kantor pengacara Tri Sulistyowarni di Pamulang, Tangerang. Dengan
penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota
dewan dan para kadernya.
|
20 Juli 2003
|
Musyawarah Majelis Syuro I PKS yang
berlangsung di Ruang Binasentra, Kompleks Bidakara, Jakarta, menetapkan
delapan kriteria Calon Presiden (Capres) RI versi PKS. Selain itu dicanangkan
juga mekanisme pemilihan capres melalui Jaring Capres Emas.
|
22 Juli 2003
|
Ribuan massa PKS melakukan aksi unjuk
rasa di depan kantor Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog), Jalan
Gatot Subroto, Jakarta Selatan. PKS menolak kebijakan Bulog seperti beras
impor dan dana talangan Sukhoi yang dinilai menyengsarakan ribuan petani.
|
8 Agustus 2003
|
DPP PKS mencanangkan program Safari
‘Aam Intikhobi (Tahun Pemenangan Pemilu), yaitu program safari tokoh-tokoh
partai ke berbagai daerah untuk mensosialisasikan dan mensukseskan pemilu
2004. Acara berlangsung di Aula Masjid Baitussalam, Duren Tiga, Jakarta.
|
* sumber : http://pkspringsewu.wordpress.com/sejarah-partai-keadilan-sejahtera/